Welcome

...Welcome and Happy Reading...

PERILAKU KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK KECANTIKAN


Dewasa ini memiliki wajah yang cantik merupakan sebuah impian bagi wanita, maka tidaklah heran jika banyak wanita yang rela mengeluarkan banyak uang demi mendapatkannya. Kulit wajah merupakan bagian paling sensitif dalam kecantikan seorang wanita, sering adanya permasalahan pada wajah seperti jerawat, komedo, flek hitam, kulit kusam, hingga keriput dapat mengurangi tingkat percaya diri bagi wanita. Berbagai masalah pada kulit wajah tentunya disebabkan oleh beberapa faktor, seperti faktor usia, genetik, stress, pola makan, dan lain sebagainya. Produk kecantikan merupakan salah satu solusi yg ditawarkan untuk mengatasi masalah tersebut, dengan membeli produk kecantikan maka sama dengan membeli kecantikan, tentunya setiap produk kecantikan memiliki manfaat yang berbeda-beda, bukan hanya manfaatnya namun juga kualitas dan harga dalam memenuhi kebutuhan konsumen.
Wanita Indonesia memiliki warna kulit cenderung kecoklatan yang diakibatkan oleh teriknya sinar matahari di negara beriklim tropis ini, dan kini tren kecantikan di Indonesia berkiblat pada Korea, masyarakat sudah terdoktrin bahwa cantik itu yang berkulit putih, mulus dan langsing yang menimbulkan banyak peluang bagi perusahaan untuk memperoleh keuntungan namun sayangnya banyak perusahaan yang membuat produk ilegal dengan menawarkan janji-janji surga seperti wajah menjadi bak artis Korea. Produk ilegal sangat berbahaya karena dapat menimbulkan jerawat, kulit mengelupas bahkan kematian yang disebabkan karena adanya kandungan mercuri yang dapat menyebabkan gangguan ginjal hingga meninggal dunia. Menurut Kotler (1997) proses pengambilan keputusan dimulai dari pengenalan masalah, yang dilanjutkan dengan pencarian informasi. Setelah itun dilakukan evaluasi dari berbagai alternatif yang ada, selanjutnya melakukan pengambilan keputusan pembelian dan diakhiri dengan evaluasi dari konsumen tersebut setelah merasakan produk tersebut. ( Jurnal Riset Manajemen, vol.4 No.2. Juli 2017. Hlm 102. Agung Edy Wibowo, Analisis Perilaku Konsumen dalam Memilih Produk Kosmetik yang Ramah Lingkungan).
Perilaku konsumen adalah suatu sikap yang dilakukan oleh individu atau organisasi yang merupakan kegiatan menikmati, membeli, menggunakan, mengavaluasi produk yang dipakai (dikonsumsi) untuk memenuhi kebutuhannya. Adapun faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan yaitu dari segi harga, kualitas dan fungsi. Dalam artikel ini hanya akan membahas mengenai kualitas dan harga saja.



PEMBAHASAN
A. Perilaku Konsumen
Perilaku menurut KBBI adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan. Sedangkan konsumen berarti pemakai atau pengguna barang hasil produksi. Sehingga perilaku konsumen dapat disimpulkan adalah reaksi seseorang pengguna hasil produksi dalam pembelian suatu barang yang dapat dilihat dari harga dan kualitas produk.Harga merupkan jumlah uang yang dibutuhkan untuk memperoleh kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya dalam hal artikel ini adalah mengenai jumlah uang untuk memperoleh produk kecantikan. Dan Kualitas produk adalah ukuran relatif suatu barang atau jasa yang dapat memberikan gambaran mengenai seberapa jauh tingkat keunggulan suatu produk mampu memenuhi keinginan konsumen.
Dari banyaknya kualitas produk dan harga yang bermacam-macam dalam jual beli kosmetik maka saya melakukan wawancara kepada 10 orang yang berjenis kelamin wanita dan berusia 17-20 tahun yang terdiri dari siswa SMA, mahasiswa, dan pekerja. Dari 10 responden tersebut hanya 50% responden yang menjawab yaitu responden bernama Kity yang merupakan pekerja menyatakan bahwa kualitas produk paling penting, dimana itu kita akan tau mana yg lebih bagus dan lebih nyata hasilnya, baginya harga tidak dipermasalahkan baik murah atau mahalnya jika produk itu sesuai atau kita puas selama memakainya ya kenapa tidak, asalkan produk tersebut original dan bukan yg mengandung bahan2 yg berbahaya. Responden bernama Lika yang merupakan mahasiswa menyatakan bahwa kualitas dan harga tapi ia lebih mengutamakan kualitas karena kesehatan kulit merupakan prioritas baginya. Responden bernama Fiki yang merupakan mahasiswa menyatakan bahwa pembelian produk kecantikan yang pertama kali ia lihat adalah dari harganya. Responden bernama Jannatul merupakan siswi SMK juga mengatakan bahwa jika membeli produk kecantikan yang pertama kali ia lihat adalah dari segi harga, namun ia juga memperhatikan kualitas produk. Responden bernama Moly yang merupakan pekerja menyatakan bahwa faktor harga dan kualitas keduanya sangat berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan pembelian produk kecantikan. Dan 50% responden lainnya tidak merespon pertanyaan yang diajukan maka faktor harga dan kualitas produk kecantikan tidak mempengaruhi proses pengambilan keputusan.
Dari uraian di atas maka dapat kita lihat bahwa bagi pelajar faktor harga menjadi yang utama dalam pembelian produk kecantikan, namun tetap melihat kualitas juga karena kualitas produk sangatlah penting untuk kesehatan kulit. Dan yang merupakan pekerja menyatakan bahwa kualitas produk menjadi faktor utama dalam pembelian produk kecantikan dimana kita tau mana yang lebih bagus dan lebih nyata hasilnya baginya harga tidak dipermasalahkan jika produk itu sesuai dengan kebutuhan, hasil memuaskan dan selama produk itu original maka harga tidak ia permasalahkan. Dimana dari paparan di atas juga faktor ekonomi (pendapatan) konsumen sangat mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian produk, para pekerja lebih mementingkan kualitas produk sedangkan pelajar yang belum mempunyai penghasilan lebih mementingkan harga namun tetap melihat kualitas dari produk kecantikan. Dari sini dapat kita lihat bahwa kebanyakan wanita sebenarnya sudah memahami betapa pentingnya kualitas dari produk yang akan mereka gunakan.
B. Keputusan Pembelian Produk Kecantikan
Keputusan konsumen adalah keputusan yang diambil oleh konsumen untuk menentukan pembelian produk kecantikan. Maka saya melakukan wawancara kepada 10 responden yang berusia 17-20, yang terdiri dari siswa SMA, mahasiswa dan pekerja, dalam penulisan artikel ini saya menggunakan wawancara kepada teman-teman saya melalui pesan WatsApp.  Berdasarkan proses pengambilan keputusan menurut Kotler (1997) yaitu dimulai dari pengenalan masalah pada responden yaitu masalah apa saja yang menyebabkan responden membeli produk kecantikan, yang ke dua adalah mencari informasi yaitu dari mana responden mengetahui informasi tentang produk kecantikan tersebut, yang ke tiga adalah pengambilan keputusan pembelian yaitu kenapa sih responden membeli produk kecantikan tersebut, dan yang terakhir adalah evaluasi yang berarti bagaimana tingkat kepuasan responden terhadap produk kecantikan yg telah digunakan. Dengan melalui WhatsApp saya melakukan wawancara kepada 10 orang responden, yang berusia 17-20 tahun yang terdiri dari siswa SMA, mahasiswa, dan pekerja. Dari 10 responden tersebut hanya 80% yang menjawab pertanyaan dari saya, dan 20% mengabaikannya.
Responden yang pertama bernama Fiki merupakan mahasiswa, ia menjelaskan alasan pembelian produk kecantikan dikarenakan ingin mulus, mendapatkan informasi produk kecantikan dari temannya, ia memutuskan membeli produk kecantikan tersebut karena temannya pernah menggunakan, dan untuk sementara waktu belum ada keluhan tentang produk kecantikan yang digunakannya.
Responden yang ke dua bernama Kitty merupakan pekerja, ia menjelaskan alasan pembelian produk kecantikan dikarenakan masalah jerawat, kurang percaya diri karena penampilan yang kelihatan kusam dan tidak enak di pandang, bukan hanya itu ia juga menjelaskan bahwa kurang puas dengan wajah asli jadi ingin terlihat lebih menarik. Mendapat informasi produk kecantikan dari beauty blogger yang beredar di YouTube kemudian ia juga menstalking akun resmi nama produk kecantikan tersebut. Ia memutuskan  membeli produk kecantikan tersebut karena ingin terlihat lebih menarik dan lebih percaya diri, ada beberapa keluhan yang ia alami yaitu produk tidak cocok untuk kulit, menyebabkan iritasi dan menyebabkan jerawat, terkadang mahalnya produk kecantikan sehingga tidak dapat terpenuhi setiap bulannya.
Responden yang ke tiga bernama molly merupakan pekerja, alasan pembelian produk kecantikan dikarenakan ia sadar bahwa wanita memerlukannya, ia menuturkan "kan cewe masa sih gak punya make up" yang berarti ia membeli produk kecantikan karena ingin seperti wanita pada umumnya, ia mendapatkan informasi produk kecantikan dari temannya, ia memutuskan membeli produk kecantikan karena merupakan kebutuhan, dan selama ia menggunakan produk kecantikan belum ada keluhan sama sekali.
Responden yang ke empat bernama Lika merupakan mahasiswa, alasan pembelian produk kecantikan dikarenakan jerawat, ia mendapatkan informasi produk kecantikan dari ibunya, ia memutuskan membeli produk kecantikan karena melihat wajah ibunya menjadi bagus setelah memakainya, keluhan dari produk yang ia gunakan adalah jika tidak dipakai sehari saja bisa timbul jerawat dan mengelupasnya kulit wajah.
Responden yang ke lima bernama jannatul merupakan siswi SMK, alasan pembelian produk kecantikan adalah ia ingin merawat kulit dan menjaganya agar tetap sehat, ia memperoleh informasi tentang produk kecantikan dari google, memutuskan membeli karena sesuai dengan kebutuhan dan tau jenis kulitnya sehingga produk yang ia beli sesuai dengan kebutuhannya. Keluhan yang ia alami adalah jerawat menjadi bertambah bagaikan bintang di langit.
Responden yang ke enam bernama Muniroh merupakan siswi SMA, alasannya membeli produk kecantikan adalah karena jerawat, ia mendapatkan informasi tentang produk kecantikan dari orang-orang terdekatnya dan media sosial, lalu ia membeli produk kecantikan tersebut karena  terdapat fungsi yang ia inginkan yaitu menyamarkan jerawat, keluhan yang ia alami adalah hasilnya terlalu lama dan kadang tidak sesuai dengan fungsi yang tertera sebelum pembelian.
Responden yang ke tujuh bernama Fatmah merupakan siswi SMA, ia menuturkan " lah ora kosmetik kosmetikan mba Jul" yang berarti bahwa responden tidak menggunakan kosmetik (produk kecantikan)
Responden yang ke delapan bernama Septi merupakan pekerja, ia juga menuturkan "ora kosmetikan nyong" yang berarti bahwa responden tidak menggunakan kosmetik (produk kecantikan).
Dan 20% responden lainnya tidak memberikan jawabannya.
Dari pernyataan responden di atas maka dalam keputusan pembelian produk kecantikan dikarenakan ingin tampil mulus, agar kulit menjadi terawat, agar terlihat lebih cantik, merupakan kebutuhan wanita, dan yang paling berpengaruh adalah jerawat. Mereka membeli produk kecantikan karena di rekomendasikan oleh orang-orang terdekat yaitu ibu & teman, ada juga yang membeli produk kecantikan karena melihat di sosial media seperti google & YouTube, setelah mendapat rekomendasi lalu mereka membeli produk kecantikan yang direkomendasikan karena sudah melihat hasil dari yang merekomendasikan, adanya keinginan untuk terlihat lebih menarik, lebih percaya diri, kebutuhan sebagai seorang wanita, dan karena produk dinilai sesuai dengan apa yang responden butuhkan. Setelah memakai produk kecantikan 40% dari responden mengeluh karena produk kecantikan yang digunakan harganya terlalu mahal sehingga tidak setiap bulan dapat membelinya, timbulnya jerawat, iritasi, kulit mengelupas, hasil terlalu lama dan tidak maksimal, 20% responden menyatakan selama ia menggunakan kosmetik belum ada keluhan sampai saat ini, 20% responden tidak menggunakan kosmetik sehingga tidak ada keluhan, dan 20% tidak memberikan jawabannya.

KESIMPULAN
Maraknya produk yang disebabkan karena kebutuhan konsumen yang semakin banyak juga menambah maraknya produk abal-abal. Dalam hal ini perilaku konsumen dalam melakukan pengambilan keputusan pembelian produk kecantikan sangat berpengaruh, faktor yang mempengaruhi yaitu harga, kualitas, dan fungsi. Rata-rata dari responden sudah menyadari betapa pentingnya kualitas suatu produk kecantikan namun sebagian dari mereka masih mempertimbangkan harganya juga karena rata-rata responden juga merupakan pelajar dan belum bekerja. Proses pengambilan keputusan pembelian produk kecantikan ini dikarenakan sebuah kebutuhan wanita, seperti ingin mempercantik diri dan menyamarkan jerawat.
Responden mengenal produk kecantikan dari orang-orang dan adapula responden yang mengetahuinya dari sosial media setelah mengenal produk maka responden membeli produk yang telah direkomendasikan tersebut karena sudah ada bukti dari orang-orang terdekat dan adanya keinginan untuk tampil lebih menarik dan percaya diri dengan adanya produk kecantikan tersebut namun sebagian dari mereka pernah mengalami keluhan terhadap produk yang mereka gunakan seperti bertambahnya jerawat, kulit mengelupas, dan hasil tidak sesuai dengan keterangan yang ada didalam kemasan produk tersebut.

DAFTAR PUSTAKA


Wibowo, Agung Edy "Analisis Perilaku Konsumen dalam Memilih Produk Kecantikan yang Ramah Lingkungan", Jurnal Riset Management, Vol.4 No.2, Juli 2017.
KBBI "Kamus Versi Online" dalam  http://kbbi.online.we.id pada tanggal 13 November 2018 pukul 11:00 WIB.
Wawancara dengan Fiki pada tanggal 03 Desember 2018  melalui WhatsApp, dia adalah Mahasiswa IAIN Purwokerto.
Wawancara dengan Lika pada 03 Desember 2018  melalui WhatsApp  dia adalah merupakan Mahasiswa IAIN Purwokerto.

Wawancara dengan Asas pada 03 Desember 2018  melalui WhatsApp  dia adalah merupakan Mahasiswa IAIN Purwokerto.

Wawancara dengan Moly pada 03 Desember 2018  melalui WhatsApp  dia adalah merupakan Mahasiswa IAIN Purwokerto.

Wawancara dengan kitty pada 03 Desember 2018  melalui WhatsApp  dia adalah merupakan Mahasiswa IAIN Purwokerto.

Wawancara dengan Septi pada 03 Desember 2018  melalui WhatsApp  dia adalah merupakan Mahasiswa IAIN Purwokerto.

Wawancara dengan Muniroh pada 03 Desember 2018  melalui WhatsApp  dia adalah merupakan Mahasiswa IAIN Purwokerto.

Wawancara dengan Janatul pada 03 Desember 2018  melalui WhatsApp  dia adalah merupakan Mahasiswa IAIN Purwokerto.

Wawancara dengan Fatmah pada 03 Desember 2018  melalui WhatsApp  dia adalah merupakan Mahasiswa IAIN Purwokerto.

Wawancara dengan Omi pada 03 Desember 2018  melalui WhatsApp  dia adalah merupakan Mahasiswa IAIN Purwokerto.

Semoga Bermanfaat :)

Profil


NAMA            : ZULFA'IZZAH MUNJAZIYAH
NIM                : 1717201180
KELAS           : 3 EKONOMI SYARIAH D
MATKUL       : EKONOMI MANAJERIAL
DOSEN          : MAHARDIKA CIPTA RAHARJA, S.E., M.SI.

Postingan terkait:

Posting Komentar

- See more at: http://www.mumu32.blogspot.co.id/2016/.html##templatehtml.ixVYTLe5.dpuf
...Thanks for Happy Reading and Enjoy...
- See more at: http://www.seoterpadu.com/2013/07/cara-membuat-kotak-komentar-keren-di_8.html#sthash.ixVYTLe5.dpuf